Wednesday, March 27, 2013

Waiting - Ha Jin




Judul: Waiting
Penulis: Ha Jin
Halaman: 308 hlm
Tanggal rilis: 1 Januari 1991
ISBN 0375706410 (ISBN13: 9780375706417)

(Review ini ditulis untuk meramaikan Baca Bareng Maret dengam tema Sastra Asia)

Buku ini diawali dengan paragraf pembuka terbaik yang pernah saya baca.

"Every summer Lin Kong returned to Goose Village to divorce his wife, Shuyu. Together they had appeared at the courthouse in Wujia Town many times, but she had always changed her mind at the last moment when the judge asked if she would accept a divorce. Year after year, they went to Wujia Town amd come back with the same marriage license issued to them by the county's registry office twenty years before."


Wajar jika saya langsung terpikat dengan buku ini dan lanjut membacanya sampai habis. Karena, tidak seperti judul buku ini, saya tidak ingin menunggu.

"Waiting" bercerita tentang Lin Kong, seorang dokter yang tergabung dalam Ketentaraan Cina. Pekerjaannya ini mengharuskannya untuk menghabiskan sebagian besar waktunya di kota, dan hanya dapat pulang ke desa setiap musim panas. Setiap musim panas Lin Kong tak hanya pulang untuk melepas rasa rindu untuk keluarga, tapi ia punya misi khusus: menceraikan istrinya yang rendah hati dan loyal, tapi tak pernah dicintainya, Shuyu. Karena di kota, kekasih yang amat dicintainya, Manna Wu, telah menunggu.

Tetapi setiap kali Lin kembali ke kota, Lin selalu meminta Manna Wu untuk menunggu setahun lagi. Karena Shuyu, meski selalu mengiyakan ajakan Lin untuk bercerai pada awalnya, pasti akan mengubah pikirannya tepat di dalam persidangan, membuat Lin harus pulang dengan tangan kosong. Setahun, dua tahun, tiga tahun berlalu - Manna Wu selalu sabar menunggu Lin Kong yang setiap musim panas selalu pulang ke desa dengan harapan sebesar gunung - tapi hasilnya selalu dapat kita terka. Gagal. Dan ini berlangsung sampai 18 tahun.

Bertahun-tahun penuh kegelisahan Lin lalui bersama Manna Wu membuat Lin gerah. Menurut rumah sakit tempat mereka bekerja, mereka tidak boleh melakukan kontak fisik secara seksual jika Lin belum menceraikan Shuyu. Hubungan mereka yang abu-abu statusnya mengundang cibiran, apalagi fakta bahwa Lin berselingkuh, meski memang nyatanya baik Shuyu dan Lin tidak pernah saling mencintai. Maka dari itu, Lin bertekad bahwa musim panas ini, takdir akan berkata lain. Dia akan membuat Shuyu benar-benar menceraikannya.

Jujur, ketika saya pertama kali mendengar tentang buku ini, saya hampir tertawa terbahak-bahak. Wajar saja, di abad 21 seperti ini, di mana setiap kali kita menyalakan tivi pagi-pagi untuk menonton gosip selebritis misalnya, kita akan langsung disuguhi dengan berita perceraian. Mau lihat perceraian selebritis yang baru nikah? Yang nikahnya sudah belasn tahun? Semua tersedia. Semua jadi hiburan. Televisi membuat bercerai jadi terlihat mudah. Gak ada tuh yang namanya mesti nunggu 18 tahun buat cerai.

Namun jangan harap ketika membaca buku ini, kita akan membaca romansa yang akan membuat kita terbuai seperti jika kita membaca buku historical romance. Ha Jin melalui "Waiting" menyajikan hal yang berbeda. Dalam setting tahun '60an, ketika Cina sedang bergejolak dengan komunisme, Ha Jin membuka satu perspektif berbeda tentang pernikahan dan cinta. Bahwa tidak selalu senang-senang penuh kemudahan. Bahwa pasti ada kepahitan di baliknya. Pada awalnya Ha Jin tidak membuat kita berpihak pada siapapun, tidak mendorong kita untuk bersimpati pada Shuyu, wanita yang tidak dicintai; atau Lin Kong, yang hanya berusaha untuk mengejar kebahagiannya; atau Manna Wu, wanita yang hanya ingin janjinya ditepati. Ha Jin menuliskan semuanya seperti kepang yang rapi, sama seperti kaver buku ini, pelan dan hati-hati, agar kita dapat menyimpulkan sendiri apa alasan mereka dan siapa yang harus dibela. Karena sesungguhnya, sama seperti kehidupan nyata, tidak ada orang yang benar atau salah. Yang ada hanyalah orang-orang yang mengambil keputusan yang salah, dan berharap akan datangnya kesempatan untuk mengubahnya.

4/5 bintang.

Sedikit informasi tentang pengarang dan buku ini:
Ha Jin adalah penulis asal Lianning, China. Karena kepiawaiannya dalam berbahasa Inggris dan prestasinya yang gemilang, Ha Jin mendapatkan beasiswa Brandeis University, Massachusetts, USA. Hal ini mendorong Ha Jin untuk terus menulis dalam bahasa Inggris, dan tanpa melupakan identitasnya dan kebudayaannya, dia selalu menulis tentang Cina. Hingga kini, Ha Jin telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti Flannery O'Connor Award for Short Fiction, PEN/Faulkner Award, hingga yang terbesar, National Book Award untuk "Waiting". "Waiting" adalah novelnya yang kedua.

11 comments:

  1. Mungkin sebenarnya Shuyu memang ga mencintai suaminya tapi perlahan jatuh (selama 18 tahun) cinta pada suaminya dan dia menunggu suaminya menyerah dan berhenti meminta cerai~ who knows.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm.. Bener gak ya.. Mesti baca bukunya buat cari tahu jawabannya :p *kok malah promosi*

      Delete
    2. Aku juga nebaknya kayak Oky. Atau dia ga rela aja suaminya milih perempuan lain. :)

      Delete
    3. Hihihi, bener gak ya.. /sokmisterius

      Delete
  2. wah buku bagus nih, kita bisa belajar tentang pernikahan apalagi tentang perceraian yg nggak semudah kenyataan, andai saja bahasa inggrisku nggak parah pengen deh pinjem semua bukunya ndari :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahasa Inggrisku juga gak bagus-bagus amat, Kak Sulis, coba aja lagi.. Kalau gak nyoba gak akan terbiasa kan ;)

      Delete
  3. penulis China pun sekarang banyak yang bagus yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, tapi kayaknya belum banyak keliatan ya, sedikit "ketutupan" sama buku-buku dari Jepang sama Korea.. Semoga nanti ada yang mau mulai trennya di Indonesia ya :)

      Delete
  4. Waiting (bacanya pake H biar kesannya makin lama "huwaiting, huwaaa laaaammaaa) wkwkwk inilah kelebihan penulis2 dri China, mereka kental banget unsur budayanya. Banyak kritik atau pelajaran sosial yg didapat dari situ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayak Korea dong kalau Hwaiting :))) Iya, aku jadi kepingin baca lebih banyak sastra China nih.. Kasi rekomen dong, Kak Dion :D

      Delete
  5. Hihi lucu nih kayanya. Eh aku ijin comot ya Ndari buat dipasang pas IRF.

    ReplyDelete