Puisi adalah doa. Doa selalu bergerak
antara ekspresi yang berlimpah dan sikap diam, antara hasrat ingin
mengerti dan rasa takjub yang juga takzim, Demikian kata Goenawan
Mohammad. Kali ini BBI mencoba belajar mengapresiasi puisi, dengan
membaca karya puisi-puisi Bapak Sapardi Djoko Damono. Belajar
mengapresiasi tentu saja belajar mengenai siapa penyair, apa
karya-karyanya dan bagaimana menangkap pesan-pesan puisinya. Puisi-puisi
yang menjadi bacaan adalah kumpulan pilihan puisi dalam Buku "Hujan
Bulan Juni." Buku ini dipilih karena dianggap mewakili kepenyairan Pak
Sapardi selama 30 tahun, dan tentu saja karena bulan ini Bulan Juni :)
Sapardi Djoko Damono menulis sebuah kumpulan puisi berjudul Hujan Bulan Juni tahun 1994. Hingga kini, buku ini menjadi salah satu masterpiece Sapardi Djoko Damono, bahkan bisa dibilang salah satu karya sastra Indonesia terbaik yang masih banyak dibaca, terutama karena banyak karyanya yang paling termahsyur termuat di sini.
Buku tersebut dicetak oleh Grasindo, tahun 1994. Mungkin sudah tidak adalagi dijual di toko buku, namun jangan khawatir kita beruntung teman-teman Goodreads Indonesia sudah mengetiknya dan membaginya di grup GRI. Terima kasih kak Roos!
Pak Sapardi sudah menulis ratusan puisi sejak usia belasan tahun hingga saat ini. Namun belum semua puisinya kita nikmati. Guru besar Sastra Universitas Indonesia ini dianggap penyair yang mampu memadukan bakat alam serta wawasan sastra, dan itu tergambar dalam karya-karya puisinya. Berikut adalah ringkasan yang disarikan dari beberapa tulisan dalam buku "Membaca Sapardi" terbitan Yayasan Obor Indonesia (2010)
Tentang Sapardi
Sapardi menyelesaikan kuliah sastranya di Universitas Gajah Mada (1964). Ia harus menyelesaikan skripsinya dalam waktu dua minggu karena dosen pembimbingnya, Prof Kenneth Lendon diusir Soekarno pulang ke Inggris. Sapardi banyak terpengaruh dengan puisi-puisi TS Elliot sejak SMA.
Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni merupakan gambaran kepenyairan Sapardi selama 30 tahun lebih.Sapardi dikenal sebagai penyair yang bukan hanya mengandalkan bakat alam, namun juga mengintegrasikannya dengan wawasan yang membawa pemahaman yang lengkap akan puisi dan sastra. Konsep puisi menurut Brooks (1947) adalah kesatuan struktural yang di dalamnya berkelindan sejumlah unsur yang membangunnya. Kesatuan struktural berupa makna hadir dalam puisi yang ditentukan oleh keberlindanan sejumlah unsur seperti metafor, imaji, simbol, paradoks, ironi, atau majas lainnya.
Kepenyairan Sapardi menurut pengakuannya sendiri adalah "penyair biasa-biasa", dalam artian bahwa ia tidak mengalami pengalaman/petualangan hidup yang menegangkan. Kata-kata dalam bait-bait puisinya cenderung tampak sederhana atau biasa-biasa saja. Namun, sederhana itu lebih menyiratkan makna bahwa Sapardi piawai dalam soal teknik/penggarapan (Sunu Wasono).
Setelah tahu, lalu bagaimana?Sapardi Djoko Damono menulis sebuah kumpulan puisi berjudul Hujan Bulan Juni tahun 1994. Hingga kini, buku ini menjadi salah satu masterpiece Sapardi Djoko Damono, bahkan bisa dibilang salah satu karya sastra Indonesia terbaik yang masih banyak dibaca, terutama karena banyak karyanya yang paling termahsyur termuat di sini.
Buku tersebut dicetak oleh Grasindo, tahun 1994. Mungkin sudah tidak adalagi dijual di toko buku, namun jangan khawatir kita beruntung teman-teman Goodreads Indonesia sudah mengetiknya dan membaginya di grup GRI. Terima kasih kak Roos!
Pak Sapardi sudah menulis ratusan puisi sejak usia belasan tahun hingga saat ini. Namun belum semua puisinya kita nikmati. Guru besar Sastra Universitas Indonesia ini dianggap penyair yang mampu memadukan bakat alam serta wawasan sastra, dan itu tergambar dalam karya-karya puisinya. Berikut adalah ringkasan yang disarikan dari beberapa tulisan dalam buku "Membaca Sapardi" terbitan Yayasan Obor Indonesia (2010)
Tentang Sapardi
Sapardi menyelesaikan kuliah sastranya di Universitas Gajah Mada (1964). Ia harus menyelesaikan skripsinya dalam waktu dua minggu karena dosen pembimbingnya, Prof Kenneth Lendon diusir Soekarno pulang ke Inggris. Sapardi banyak terpengaruh dengan puisi-puisi TS Elliot sejak SMA.
Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni merupakan gambaran kepenyairan Sapardi selama 30 tahun lebih.Sapardi dikenal sebagai penyair yang bukan hanya mengandalkan bakat alam, namun juga mengintegrasikannya dengan wawasan yang membawa pemahaman yang lengkap akan puisi dan sastra. Konsep puisi menurut Brooks (1947) adalah kesatuan struktural yang di dalamnya berkelindan sejumlah unsur yang membangunnya. Kesatuan struktural berupa makna hadir dalam puisi yang ditentukan oleh keberlindanan sejumlah unsur seperti metafor, imaji, simbol, paradoks, ironi, atau majas lainnya.
Kepenyairan Sapardi menurut pengakuannya sendiri adalah "penyair biasa-biasa", dalam artian bahwa ia tidak mengalami pengalaman/petualangan hidup yang menegangkan. Kata-kata dalam bait-bait puisinya cenderung tampak sederhana atau biasa-biasa saja. Namun, sederhana itu lebih menyiratkan makna bahwa Sapardi piawai dalam soal teknik/penggarapan (Sunu Wasono).
Pada dasarnya kata-kata dalam puisi menemukan takdirnya sendiri
ketika keluar dari penyair lalu dibaca oleh pembacanya. Artinya, puisi
menjadi dimultitafsirkan oleh pembacanya, bahkan boleh jadi melebihi
pesan yang ingin disampaikan penyairnya. Sapardi mengatakan, "Kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi.Kata-kata tidak sekedar berperan sebagai alat yang menghubungkan pembaca dengan ide penyair, seperti peran kata-kata dalam bahasa sehari-hari dan prosa umumnya, tetapi sekaligus sebagai pendukung imaji dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair.
Meskipun peranannya sebagai penghubung tak bisa dilenyapkan,namun yang
utama adalah sebagai obyek yang mendukung imaji. Hal inilah yang
membedakannya dari kata-kata dalam bukan puisi.
Seluruhnya, antologi puisi Hujan Bulan Juni memuat 96
buah puisi yang beberapa di antaranya diambil dari kumpulan puisi
terdahulu; Duka-Mu Abadi, Sihir Hujan, Perahu Kertas, atau Akuarium.
Kumpulan puisi ini memuat karya Sapardi yang ditulisnya sejak 1964
hingga 1994, Dengan demikian, kita dapat melihat kolaborasi bakat alam
serta wawasan sastranya dalam kurun waktu tiga dekade. Tema yang
diangkat sangat beragam, mulai dari kehidupan spiritualitas, soal
lingkungan, perasaan rindu dan tabah, dan sebagainya. Meski kata-kata
(terkesan) sederhana, namun puisi Sapardi tidaklah sederhana, bahkan
sangat problematik dan melibatkan persoalan psikologis yang rumit dan
kompleks (Maman S. Mahayana).
Maman S. Mahayana menulis demikian:
Perhatikan makna tekstual bait pertama puisi (Hujan Bulan Juni) itu:
"tak ada yang lebih tabah/dari hujan bulan juni/dirahasiakan rintik rindunya/kepada pohon berbunga itu"//
Jadi, di antara fenomena alam ini, hujan Bulan Juni dianggap
yang paling tabah. Sebab, begitu sabarnya ia menyembunyikan kerinduannya
untuk bersentuhan dengan pohon (yang berbunga). Frasa "lebih tabah"
tersirat menunjukkan perbandingan (dengan hujan yang turun pada
bulan-bulan yang lain). Kata "tabah" sendiri merupakan ekspresi
kebertahanan dengan segala kesabaran, menunggu, merasakan, dan memendam
sebuah gejolak. Ternyata itu gejolak rindu pada pohon yang berbunga.
Lalu, apa maknanya bagi kita ketika puisi itu sekadar berbicara tentang
kerinduan hujan pada pohon yang berbunga?
Di situlah, teks dengan makna denotatifnya, tidak berhenti
disana. Masih ada makna lain yang mesti diterjemahkan: makna konotatif.
"Hujan Bulan Juni," "rintik rindu," "pohon berbunga," adalah kata-kata
simbolik. Di dalamnya,mendekam sejumlah makna.
Sebelumnya, awal dari event ini bermula dari perbincangan saya dengan Bang Helvry
(alias Pak Korum) mengenai SoundCloud dan Sapardi Djoko Damono.
Akhirnya tercetuslah ide untuk membaca bareng buku puisi ini. Tapi
daripada baca buku seperti biasa, kenapa gak bareng-bareng kita rekam
suara kita saat baca puisi, lalu di-upload di SoundCloud? Banyaknya
anggota BBI yang memiliki akun soundcloud dan membacakan berbagai
karya literatur - mulai dari cerpen, puisi, hingga dongeng. Hal ini
menunjukkan
bahwa
kini, karya tulis tak hanya dapat dinikmati dengan mata, tapi juga
dengan
telinga. Karya tulis kini menjadi semakin "ramah" untuk masyarakat
dan mudah dinikmati.
Untuk ikutan baca kumpulan puisi Hujan Bulan Juni ini
gampang saja. Kamu cuma harus mengisi form ini. Gampang kan? Jika tidak punya buku Hujan Bulan Juni, saya akan mengirimkan e-book buku ini via e-mail.
Kamu diminta untuk merekam puisi dari Kumpulan Puisi tersebut. Caranya: Tentukan-Rekam-Simpan-Unggah- Bagi
Pertama, tentukan puisi apa yang mau dibaca,
Kedua, rekam puisi tersebut
Ketiga, simpan puisi tersebut.
Kelima, setelah kamu mendaftar, kamu akan dikirimkan google spreadsheet melalui e-mailmu. Kemudian bagi tautan file unggahan tersebut, melalui file google spreadsheet tersebut.
Ayo mengenal bulan Juni lewat puisi dan nada-nada hujan..
Ada batas waktu untuk unggah puisi-nya ga?
ReplyDeletegak ada kok kak, selama bulan Juni pokoknya :)
Deletepengen nyoba tapi nggak punya bakat baca puisi :))
ReplyDeletegak perlu bakat kak, yang penting niat ;)
Deletesdabf blajar baca puisi temen yg ngefans abis sma SDD...tpi masih ga pede ikutan event ini :|
ReplyDeletepede aja kak, gak usah minder.. kan semuanya juga masih belajar ;)
Deleteudah mulai latihan... hahahah... XD
ReplyDeletewihihihi, latihannya sehari berapa kali teh? :p
Deleteaplot baru daftar...boleh gak, Ndari :D *dikeplak
ReplyDeleteyaaaaaaah, aku ketinggalan dong? :'( tapi mau dong dikirimin ebook-nya
ReplyDelete