Wednesday, June 22, 2011

To Kill A Mockingbird

"Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya." 
Ini adalah kutipan buku yang menyambut saya di halaman pertama buku ini. Membacanya saja sudah membuat jantung saya berhenti berapa ketukan. Deg. Menyentil sekali..

Dikisahkan oleh seorang gadis kulit putih bernama Scout, yang tinggal di Maycomb County. Di desa ini ada dua ras yang diam-diam saling berseteru, yaitu kulit putih dan kulit hitam. Orang-orang kulit putih menganggap orang berkulit hitam hanyalah kelompok kelas bawahan, yang biasanya bekerja menjadi pesuruh di rumah-rumah. Orang kulit hitam begitu takut dan "patuh" kepada kulit putih, meski diam-diam mereka ingin berontak. Kota ini disesakkan oleh prasangka, baik kepada kedua ras, maupun kepada orang yang menurut mereka tidak sesuai norma. Contohnya Boo Ridley, seorang penyendiri dan pemalu yang tak pernah keluar rumah barang sedikitpun, hingga dikira memiliki gangguan mental. Malah ternyata di akhir cerita, dia menyelamatkan seseorang yang nyaris dibunuh.

Atticus Finch, ayah Scout yang seorang pengacara ditunjuk oleh pengadilan untuk menjadi pengacara Tom Robinson, seorang kulit hitam yang dituduh memerkosa seorang gadis kulit putih. Atticus yang berkulit putih sontak dijauhi oleh orang-orang, dicemooh, disebut sebagai "Pecinta Nigger". 

Saya tidak ingin menceritakan plot utama buku ini lebih lanjut, karena kata-kata saya hanya akan merusak esensi cerita. Yang ingin saya tuangkan hanyalah lapisan-lapisan permasalahan yang bisa diangkat dan direnungkan dari buku ini.

Mengapa manusia selalu suka mengotak-ngotak dan melabelkan sesuatu? Itu pertanyaan pertama yang lewat di pikiran saya selagi saya membaca buku ini. Kenapa orang suka sekali menyebut si A berkulit putih, berhidung bangir, bermata sipit? Atau orang Cina, orang Negro, orang Kaukasia? Padahal kita pada intinya berwujud sama, manusia. Sama-sama menghirup oksigen, harus makan, minum, buang air. Mengapa harus dibedakan sebegitu rupa? Kalau hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak bisa rukun?

Saya menemukan jawabannya: manusia senang sekali berada di atas orang lain. Lebih sederhananya, manusia senang sekali dianggap berbeda dan merasa diistimewakan. 

Ketika saya mendengar tentang buku ini, saya bertanya-tanya mengenai arti judulnya. To Kill a Mockingbird--Membunuh burung murai. Mengapa burung murai? Padahal ada banyak sekali jenis burung di dunia.
Lalu dijelaskan di dalam buku ini: burung murai adalah burung yang sangat murah hati dan bersuara indah, suka sekali bernyanyi untuk orang-orang, tanpa pernah sekalipun merusak padi atau mengambil apapun. "Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi ingat, membunuh Mockingbird... itu dosa." Membunuh burung murai sama saja membunuh seseorang yang tidak bersalah; dia tidak berlaku apa, malah membawa keuntungan, tapi disia-siakan.

Atticus, Boo Ridley dan Tom Robinson adalah personafikasi dari burung murai. Mereka tidak bersalah, tapi nama mereka ditutupi prasangka orang lain. Atticus dengan tulus hatimemilih untuk menolong Tom yang notabene berkulit hitam, tapi aksinya ini malah menyebabkan hidupnya terancam. Kebaikan mereka seperti tubuh yang ditutupi kesalahan dan tuduhan orang lain sebagai baju zirah. Sudah tidak terlihat lagi.

Menulis post ini membuat saya teringat dengan bahan latihan Sosiologi yang tadi saya pelajari. Seorang sosiolog bernama David Berry berpendapat bahwa keliru jika kita melihat penyimpangan semata-mata karena kegagalan kita menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat, tapi juga karena orang ini memiliki standar nilai yang berbeda dengan standar orang lain. Singkatnya, karena pilihan. Apakah kita patut menolak pilihan orang lain? Tidak. Karena satu-satunya orang yang bertanggung-jawab atas pilihan yang ia ambil iyalah, dirinya sendiri. 


2 comments:

  1. eh saya baru tahu terjemahan mockingbird adalah burung murai?
    burung murai bisa nyanyi, gitu?
    nice review..
    saya juga sudah mereview novel ini disini.
    http://blogbukuhelvry.blogspot.com/2011/04/to-kill-mockingbird.html

    salam baca :)

    ReplyDelete
  2. baca review-nya 'ndari bikin merinding - aku baru baca bukunya *dan gak kelar-kelar* :) , nice review..apik :)

    ReplyDelete