Untuk merayakan ulang tahun Blogger Buku Indonesia atau BBI yang kedua, para anggota BBI diberi kesempatan untuk mewawancarai anggota BBI lainnya. Karena dengan semakin banyaknya anggota BBI sekarang, mungkin ada beberapa dari kita yang sudah mengetahui satu sama lain, tapi belum mengenal lebih dalam. Nah.. Ketika Kak Mia mengabari aku bahwa aku akan mewawancarai Kak Dessy, aku senang banget, karena memang aku sudah lama follow Kak Dessy di twitter dan blog (bukan stalking lho ya) dan kagum dengan bacaannya yang keren-keren.
Lalu saya mengeluarkan naluri terpendam saya sebagai jurnalis (amatiran) yang mulai berdebu dan mewawancarai Kak Dessy. Baiklah, tanpa berlama-lama.. Mari disimak saja yuk hasil wawancaraku.
Ndari (Nd): Sejak
kapan Kakak suka membaca?
Kak Dessy (KD) (bukan Krisdayanti ya): Sejak kecil. Seberapa kecil? Mm.. ga terlalu inget berapa umur tepatnya, tapi kira-kira usia akhir TK- awal SD gitu.
Buku pertama
saya dulu dari seri Pustaka Cerita, judulnya Kiki Kelinci. Saya suka banget.
Jaman itu boneka Barbie lagi ngetren. Saya kepingin banget. Tapi ortu bilang;
uangnya mau untuk beli Barbie atau buku? Ngg.. kalo buku dapet banyak, akhirnya
pilih buku dan saya pun sukses jadi anak perempuan penimbun buku yang ga pernah
punya boneka Barbie (cukup boneka kertas ajah) >.< (tenang, Kak.. Aku dari kecil juga gak pernah dibeliin boneka Barbie kok XD)
Nd: Apa judul buku yang dulu Kakak baca waktu kecil, dan masih diingat sampai sekarang? Kenapa buku itu?
KD: Kebanyakan buku yang dibaca waktu kecil masih inget sampai sekarang. Tapi yang paling diinget itu Saksi Bisu (Agatha Christie). Etapi bukan ceritanya yang diinget, melainkan rasa horornya :p Masalahnya buku itu dibaca waktu SD, sendirian, sore-sore saat mati lampu (kan masih inget bgt settingnya) jadi berasa horor bgt. Sampe sekarang masih inget rasa seremnya baca buku itu :p (pdhl mungkin klo dibaca skrg ceritanya ga serem2 amat sih)
Nd: Apa yang membuat Kakak menganggap membaca buku bukan lagi sebuah hobi, tapi sebagai sebuah keharusan--atau seperti nama blog Kakak, sesuatu yang bikin ngidam?
KD: Pertama-tama, membaca itu perintah Tuhan. “Iqra, bacalah” kataNya. Ya sudah, dengan begitu membaca jadi harus. Karena dari membaca kita dapet ilmu, inspirasi, memperkaya hati dan pikiran. Membaca apa saja, bahkan ga harus buku. Novel hanyalah salah satu jenis bacaan saja. Tapi meski fiksi itu rekreasi, seringkali dari sana kita bisa mendapat hal2 tsb.
Nd: Kapan Kakak mulai ngeblog?
KD: Aku mulai ngeblog sejak... 2003 >.< Bikin blog karena abis patah hati putus sama pacar LOL. (UHUK) Tapi dulu ga pake format blog, cuma sekedar curhat2 ga jelas (tapi sering :p) yang didesain dengan format HTML biasa, dan cuma bertahan beberapa bulan aja. Itu ada di hibiworks.tripod.com.
Trus
ngeblog di Friendster. Friendster bosen (dan akhirnya tutup), pindah ke
Blogspot.
Pertamanya
bikin blog di Blogspot itu untuk lomba (sila intip i-lamb.blogspot.com), mengisi waktu
karena ketika itu saya baru usai operasi. Alhamdulillah, juara 2 (kayanya itu
cikal bakal saya hobi ikut kontes blog :p)
Dari sana
bikin personal blog di livingdaisy.blogspot.com (sekarang kayanya
agak berdebu deh blognya lama ga disapu :p)
Baru deh
tahun lalu mulai bikin blog buku, si Ngidam Buku itu.
Nd: Apa yang membuat Kakak mulai ngeblog tentang buku?
KD: Jadi ceritanya (wah alamat panjang nih), saya udah kepingin bikin blog buku, udah cari-cari nama, tapi ga tau kenapa blognya ga lahir-lahir :p Trus datanglah Fanda yang ngajak saya jadi co-host Let’s Read Play, yang musti cepet-cepet dibikin button-nya. Karena di button harus ada nama blog saya (kan sekalian promosi :p), lahirlah Ngidam Buku. Jadi sebenernya si Ngidam Buku itu dipaksa lahir :D
Tapi
“memaksa” kelahiran si blog buku itu ada hikmahnya juga. Lahir di bulan
September 2012, ga lama setelah ayah saya meninggal dunia, blog itu jadi semacam
pengalihan kesedihan juga. Yang biasanya kalo sendirian sedih keinget ayah
saya, jadi beralih sibuk mikirin mau nulis apa di blog baru itu.
(Mm…
dipikir-pikir, blog-blog saya selalu lahir dari kesedihan dan patah hati ya :p) (yang penting sekarang blognya dijalankan dengan penuh suka cita kan, Kak :) )
Nd: Kan Kakak bisa dikatakan sudah terbiasa dengan menganalisa buku dan melihat buku tak cuma dengan kacamata pembaca, tapi juga kacamata penulis review. Apa Kakak berencana untuk ikut menulis fiksi nantinya?
KD: Pingiin! Ikut seneng setiap ada temen atau sesama blogger menelurkan buku. Doakan sayaa! :D (siiiip.. Pasti didoain!)
Nd: Ketika Kakak mereview buku.. Apa yang biasanya menjadi fokus dari buku tersebut? Apakah Kakak punya signature style tertentu dalam mereview?
KD: Ga ada kesengajaan memakai gaya tertentu sih. Biasanya saya lebih fokus ke efek apa yang diberikan buku tersebut pada saya. Saya dapet apa sih dari baca buku itu; dapet quote yang jleb bgt kah, atau dapet karakter untuk dikecengin kah (eh), dapet bĂȘte tingkat kecamatan karena karakter atau ceritanya nyebelinkah, atau apa?
Nd: Apa genre
favorit Kakak? Kenapa genre itu?
KD: Yang terfavorit; klasik dan fantasi.
Saya suka
klasik mungkin berawal dari waktu kecil membaca cerita klasik anak2. Ketika
dewasa, membaca novel klasik selalu menarik karena; kok bisa ya ini buku
dibikin puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu tapi masih tetap menarik, ga
basi ketika dibaca di era sekarang (dan bertahun2 mendatang). Classics rarely
fail me.
Kalau
fantasi, saya suka “world making”-nya. Saya suka desain dunia fantasi,
bagaimana pengarang “menciptakan” dunia sendiri, lengkap dengan
mahluk-mahluknya, kekuatan khusus, peraturan-peraturannya, yang terus
berkembang dan harus “masuk akal” bagi dunia tersebut. Genre ini yang biasanya
paling bisa bikin saya ngayal jadi karakter di dalamnya. Tapi ngayalnya bukan
jadi si A atau si B, melainkan jadi karakter baru. Misalnya ngayal jadi
imprint-nya Embry Call di Twilight Saga, atau penjaga perpus di Hogwarts yang
naksir Snape, yaah gitu deh mwahaha
Nd: Pernah merasa
jenuh dalam membaca?
KD: Biasanya bukan jenuh, yang sering itu susah move-on. Jadi, kalau selesai membaca buku yang asik banget atau yang edan banget, yang bikin banjir air mata, menyesakkan jiwa dan raga (ah ini lebay sangat), lama sembuhnya.
Akhirnya
setiap mau mulai baca buku lain jadi males, ga napsu. Kalaupun bisa membaca,
lambaaatt banget.
Nd: Sebulan bisa baca berapa buku? Belanja berapa buku? Apa Kakak nyiapin budget khusus?
KD: Rata-rata 5 saja (aak maluu dikit banget). Kalau lagi semangat bisa lebih.
Kalau
kebetulan kena kasus gagal move-on bisa cuma 3, itu juga setelah dipaksa banget
:p
Soal
belanja buku ga dibatasi jumlahnya sih, tapi budgetnya dibatasi. Kalo udah
lebih dari budget tapi masih ada buku yang diinginkan (misalnya karena tiba2
diskon), ya terpaksa ambil dari budget belanja lainnya :p (waaah.. Bahaya nih kalau gini!)
Nd: Kalau ada kesempatan, Kakak pengen ketemu penulis siapa? Dan Kakak bakal ngomong apa?
KD: Hmm.. dulu pengen ketemu Jostein Gaarder udah kesampean dan malah ga ngomong apa-apa ke beliau :p Pengen ketemu Tere Liye, tapi pas ketemu juga akhirnya ga bilang apa2 hihi (padahal beliau ramah bgt).
Kadang
agak ngeri berbincang secara pribadi dengan penulis yang saya sukai, khawatir
akan “menodai” semangat saya membaca buku-buku berikutnya dari penulis
tersebut. Mending menyimak saja apa hendak mereka ucapkan.
Tapi kalau
sekedar ingin ketemu dan menghadiri talkshownya, kayanya untuk saat ini JK
Rowling, John Green, dan Cassandra Clare.
Nd: Dari semua buku yang Kakak pernah baca, buku apa yang menurut Kakak paling gak bisa dilupain?
KD: Kalau yang dibaca waktu kecil, udah di No.2. Tapi kalau yang dibaca di 5 tahun terakhir dan rasa2nya ga bakal lupa sampe kapanpun, mungkin Twilight Saga. Ahaha, ya ya saya Twihard kok teman-teman :D Lagi-lagi, bukan cuma ceritanya, tapi setting di mana saya membaca buku itu yang bikin saya ga mungkin lupa Twilight Saga. Saya baca New Moon, Eclipse dan Breaking Dawn di rumah sakit. Saat-saat sepi di kamar rawat itulah saya ditemani Edward, Jacob, Embry dan Riley, dll (kok yg disebut cowok2 aja ya :p), jadi mana mungkin bisa lupa sama mereka coba
Nd: Apa judul buku
yang bikin Kakak nyesel udah baca?
KD: Battle Royale dan Clockwork Princess, nyesel banget soalnya bikin mata bengkak dan kepala pusing karena kebanyakan nangis, dan susah move-on lama bgt LOL (ehem. Jadi gampang mewek dan sekali mewek susah berhenti juga toh. *tos*)
Engga
ding, apa yaa.. Ga kepikiran deh, karena biasanya, membaca buku yang menurut
saya ga asik sekalipun tetep ada kesenangannya; jadi ada yang dimaki-maki
>.<
Nd: Selain baca buku, apa kesukaan Kakak yang lain?
KD: Beli buku! Sama elus-elus buku :D
Nd: Kalau misalnya Kakak gak suka baca, kira-kira kehidupan Kakak sekarang kayak gimana?
KD: Pastinya kamar ga akan penuh sama timbunan buku, dan kotak-kotak buat nyimpen buku :p
Nd: Terakhir nih.. Apa kutipan favorit Kakak?
KD: Wah ada banyak! Tapi mungkin 2 ini yang paling favorit, bukan hanya karena kata-katanya tapi karena dibaca pas pada waktu saya membutuhkannya. Sampai sekarang jadi semacam mantra buat saya.
“Aku tahu, kau sama frustasinya denganku. Sama sebalnya. Sama marahnya. Tapi kita tidak boleh berputus asa.. Tidak boleh. Kita akan menemukan caranya. Jika tidak, itu bisa jadi akan membuat banyak orang tidak percaya lagi dengan janji-janji Tuhan.” - Karang, Moga Bunda Disayang Allah (Tere Liye)
“Aku akan memberikan yang terbaik dariku, dan aku percaya, hidup akan memberikan yang terbaik juga sebagai ganjaran” - Anne Shirley, Anne of Green Gables (LM. Montgomery)
Wah.. Seru sekali ya bincang-bincang cantik dengan Kak Dessy ini. Ada yang penasaran dengan review-review buku klasik dan fantasi tulisannya? Semua bisa dibaca di ngidambuku.blogspot.com! Atau mungkin ada yang mau ngobrol lebih panjang dengan Kak Dessy? Sila dicolek lewat twitternya di @coffeecream.
Terima kasih untuk Kak Dessy atas waktunya! Semoga cita-citanya terwujud dan.. timbunannya (enggak) tambah tinggi, ya! :)
Samaan. Saya juga gak punya Barbie (adikku sih yang punya). Soalnya daripada dibeliin Barbie yang muahal dan gak guna itu, aku milih dibeliin buku aja :))
ReplyDeleteBtw wawancaranya kekektik 2x, Ndari
Kalau aku gak punya Barbie karena memang Mamaku takut boneka, ihihi.
DeleteIya nih kedobelan, udah kuedit kok :)
kalo aku dulu emang pengen Barbie, tapi rupanya pengen bukunya lebih gede :p
Deletepostingnya kedobelan ndari :D
ReplyDeletepertama kenal mbak Dessy itu karena dia juga sesama ordo buntelan tapi kelas berat, incerannya gadget sedangkan aku cuman buku, wakakakaka. trus setelah bbrp lama kenal di twitter aku menyadari kalau dia juga twihard, yeay :D
Sesama ordo buntelan harus stick together, gitu yah. XD
DeleteMungkin jaman-jaman aku jadi Twihard aku bakal lebih sering ngobrol sama Kak Dessy kali ya.. sayang jaman itu sudah terlewat. *kikir kuku* :p
Kangen ih sama Twilight. Kapan-kapan baca ulang ah..
sesama ordo buntelan dan Twihard, berpelukaan XD *halah
Delete