Thursday, May 2, 2013

Dijon Bookswap, Cara Bawa Pulang Buku Tanpa (banyak) Dosa

Seringkali kita terjebak dengan keharusan untuk membaca buku yang kita beli. Bertanggung-jawab atas buku-buku yang kita pilih, menghabiskannya. Sedangkan mungkin buku itu tidak menarik, atau malah menganggu, dan tidak sesuai ekspektasi kita – sedangkan banyaknya buku di rumah memakan banyak tempat sehingga kita bingung. Mau dibawa ke mana buku-buku ini??

Seringkali juga kita merasa haus bacaan baru. Atau malah ingin mengoleksi bacaan lama yang dulu disuka tapi tidak punya bukunya. Atau buku yang kini sudah lama tidak dijumpai di toko buku. Sedangkan uang di dompet terbatas, perut keroncongan, banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Sementara buku-buku di rumah sudah terlampau banyak untuk ditambahkan buku baru yang mungkin akkhirnya tak terbaca. Atau juga karena koleksi buku di toko buku terdekat tidak memuaskan.

Mungkin sekarang kamu bingung sebenarnya Ndari mau ngomong apa sih, kok muter-muter. Dan kenapa Ndari bener banget, menuliskan kehidupan kamu di atas.

Saya punya jawaban atas keresahan kamu di atas: bookswap!

Ya, bookswap ini telah menjadi penolong saya, sesuatu yang paling saya tunggu-tunggu dalam sebulan (selain dapat uang jajan dan gajian tentunya). Karena di bookswap ini, tak hanya saya berkesempatan dalam mendapatkan buku-buku keren yang jarang dijumpai di toko buku populer, tapi juga saya punya kesempatan untuk berhemat!


(courtesy of www.dijon-bali.com)


Baiklah, saya akan menceritakan acara Dijon Bookswap  yang paling rutin saya ikuti tiap bulannya, kurang lebih sejak tahun 2011. Acara ini diadakan setiap hari Sabtu terakhir dalam satu bulan, diadakan di Café Dijon di Simpang Siur, sesuai namanya. Saya mengetahui keberadaan bookswap ini dari salah satu anggota Goodreads, Kak Eve, yang menceritakan tentang bookswap ini dengan menggebu-gebu. Awalnya saya rada skeptic tapi tetap iseng naik taksi ke sana dengan teman saya setelah kami nonton film. Lalu.. saya jatuh cinta. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena di pertemuan pertama itu, saya langsung mendapatkan buku Fahrenheit 451! Yang saya tukarkan dengan, ehem, Twilight.

suasana dalam Dijon cafe, courtesy of www.dijon-bali.com



lorong tempat terjadinya bookswap
Cara swap buku di bookswap ini sebenarnya gampang saja. Tidak perlu terjadinya deal antarpemilik buku yang cenderung menimbulkan drama kalau ada pihak yang sakit hati – kamu hanya perlu datang, menaruh buku di meja, lalu lihat-lihat buku-buku yang sudah tertata. Sudah, begitu saja. Ketika kamu taruh bukumu di meja buku itu bukan lagi milikmu, jadi kamu gak perlu tukar sama orang yang ambil bukumu. Semuanya bersifat anonim. Tapi harus fair juga, kalau kamu taruh satu buku, ya ambil satu buku. Taruh sekarung buku, ambilnya sekarung juga. (Ini kejadian nyata lho, kebanyakan bule-bule yang sudah langganan datang ke bookswap bawanya tas segede karung, yang isinya bisa memuat kurang lebih dua puluh buku.) Buku-buku yang terdapat di bookswap ini memang semuanya buku berbahasa Inggris, mulai dari buku yang masih baru diterbitkan sampai yang klasik. Bikin ngiler gak sih :D Buku-buku ini dikategorikan sesuai genre, yaitu romance, general fiction, klasik, nonfiksi, fantasi, crime-thriller, dan buku anak-anak. Buku-buku tersebut ditata di atas meja atau di dalam box. Jadi buku-buku tersebut tidak tumpah ruah dan bercampur dengan genre yang beda-beda, membuat pusing.
Goodreads Bali and friends (halah) yang berusaha menahan kalap
buku-buku crime thriller


Bookswap ini tercipta karena  Susan, pemilik café ini, sangat mencintai membaca. Beliau suka membaca, tapi kesulitan mencari judul-judul yang tidak umum dia temui di toko buku. Ia juga sering menemukan curhatan temannya yang berkebangsaan asing kesulitan menaruh buku-buku ketika mereka harus tinggal berpindah-pindah. Maka setiap bulan, ia dan teman-temannya (yang memang semuanya berkebangsaan
buku-buku romance
asing, kebanyakan wanita, dan kisaran umurnya 45-60 tahun), berkumpul untuk sekadar minum kopi, lalu bertukar buku. Koleksi yang awalnya cuma belasan, berkembang jadi puluhan, lalu ratusan. Pengikutnya yang awalnya hanya beberapa, berkembang jadi belasan.

Terkadang sungguh miris rasanya ketika datang ke bookswap dan melihat wajah-wajah Indonesia yang datang yaaa cuma kita-kita ini. Aku, Kak Mia, Kak Eve, dan teman-teman kami yang lain. Pernah malah, Ibu Susan mendatangi meja kami dan berkata, “I love your group. I love to see Indonesians read books too!” Rasanya seperti tertohok gak, sih.

Ada cerita lucu tentang keikut-sertaan saya di bookswap ini. Sejak saya bisa naik motor, saya suka lebih dulu datang ke Dijon sebelum Kak Eve dan Kak Mia karena bookswap mulai jam setengah 1 dan jam segitu Kuta panas sekali, jadi saya berangkat jam 11. Saya selalu datang paling awal. Dan ketika saya sampai, saya selalu menemukan Ibu Susan bolak-balik menata buku. Bayangin dong ya.. Ibu-ibu 60an tahun, kurus, ringkih, bawa-bawa buku segede sumo gak ada yang bantuin. gatal mau bantuin dong saya. Dan pemirsa, setiap saya mau bantuin.. Saya selalu dimarahin. “Don’t touch those books, don’t help me at all, just sit there and don’t speak a word!” serunya. Dan ini berlangsung berbulan-bulan, sampai akhirnya saya sadar dan akhirnya ngeliatin Ibu Susan aja setiap kali saya datang dan beliau sedang menata buku.

ini nih kaos yang dikasih sama Ibu Susan :)
Lalu akhirnya mungkin beliau kasihan melihat wajah memelas saya dan ketika saya datang, tiba-tiba beliau menghampiri saya sambil menyodorkan sebuah T-shirt bertuliskan Dijon Bookswap “If you want to help me, you must wear this T-shirt and pay attention to how I arrange the books! Don’t mess them up!”  dan saya kegirangan dalam hati karena selain dapat kaos, saya berhasil melelehkan gunung es, teman-
temaaaan! Dan T-shirt itu ternyata bukan T-shirt sembarangan lho, karena saya cuma melihat Ibu Susan dan dua orang lain yang memakai kaos itu selain saya. Dan sejak itu Ibu Susan selalu mengajak saya ngobrol, mengecup pipi saya ketika saya datang, bahkan membiarkan saya membawa pulang lebih banyak buku dari yang saya taruh di meja. Dan beliau sering memperkenalkan saya ke teman-temannya dan berkata, "This girl right here, she's still in highschool but she reads everything! Go talk to her and she will blow your mind!" seolah saya ini ana atau cucunya. Terharu gak sih... :')

Bagaimana, tertarik dengan bookswap ini? Atau mungkin mau mencoba memulai bookswap sendiri di kotamu? 
sebagian besar buku yang saya dapat dari bookswap

20 comments:

  1. Serius mau ke sana TAT

    "Atau mungkin mau mencoba memulai bookswap sendiri di kotamu?" bunyinya seperti tantangan xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo bikin, nanti kalau udah bikin jangan lupa kasih laporannya ya ;)

      Delete
  2. Ndariiiii, aku ngiler banget deh pengen bgt ke cafe Dijon

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti kalau ke Bali di-schedule pas ada bookswap ya, Kak ;)

      Delete
    2. kafe nya di daerah mana, ndari?

      Delete
  3. kayak model bookswap di IRF ya ndari
    semoga selalu dapat buku bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, di IRF kayak gini juga tho Mas? Gak kayak bookwar? :p

      Delete
  4. pengen banget kesituuuu xDD
    dan bermimpi suatu saat bs bikin cafe semacam ini di surabaya :DD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Kak Stef ke siniiii, atau ayo bikin bookswap gini di Surabaya yuk yuk :p

      Delete
  5. Ngiri berattttttttt...
    Salam ya buat Ibu Susan-nya :)
    Kalo ketemu novel romance kabarin ya, Ndari *mupeng*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siiip, salamnya nanti disampaikan! ^^
      Novel romance buanyakkkk kak, nanti deh pas aku ke sana lagi aku foto, nanti kakak bilang ke aku kakak ngincer yang mana :)

      Delete
    2. oke, ndari..
      *menunggu foto*

      Delete
    3. rebutan dulu ma aku kalo buku romens!
      *padahal jjarang dateng swap*

      Delete
  6. "This girl right here, she's still in highschool but she reads everything! Go talk to her and she will blow your mind!" --> aduh bener banget ini ya X)

    ReplyDelete
  7. banyak banget buku yg udah di swap, pengen ada Dijon di Solo, aku datengin deh tiap bulan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bikin yang serupa sama DIjon di Solo aja, Kak! ^^

      Delete
  8. aku lewaaat cafe ini pas terakhir ke sana dek :) cobaaa aja aku datengnya pas akhir bulan ya huhuhu....semoga nanti bisa ngerasain kalo pas ke bali lagi (dan tentunya ketemu dengan seleb dijon alias ndari donks)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ihihihi! Semoga bisa ke sini lagi ya Kak, sekalian ketemu artisnya ;)

      Delete
  9. wow.. baru nemuin blog seru nih... kepikiran sih, mau bikin bookswap di Medan, tapi yang kemarin share program bookchain aja gak jalan T_T

    ReplyDelete